Sabtu, 12 Januari 2013

Penelitian akar kucing ( acalypha indica )


Penelitian akar kucing ( acalypha indica )
 
Beberapa minggu ini entah kenapa sedang tertarik untuk lebih mengenal tentang tanaman akar kucing. Mulai mencari tanamannya, mengkonsumsi air rebusan akar dan merasakan teh dari bagian daun sampai mengumpulkan naskah penelitian tentang manfaat tanaman tersebut.  Berikut petikan dari naskah penelitian akar kucing.

Ekstrak air akar kucing telah diketahui mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Akar kucing memiliki efek sebagai anti radang, diuretic, antibiotic, laksatif dan hemostatis, penurunan glukosa darah dan asam urat. Sampai saat ini belum ada uji mengenai efek ekstrak air akar kucing, baik in vitro, eks vivo maupun in vivo sebagai neuroterapi. Saat ini rebusan akar tanaman tersebut pada dosis 2,7g/200g, 5,4g/200g dan 10,8g/200g telah diuji untuk menurunkan kadar asam urat darah dengan hasil bermakna dibandingkan obat standar alopurinol 36mg/200g, dan tidak toksik pada uji toksisitas akut.

Pada penelitian ini digunakan model neuromuscular junction yang sering digunakan untuk studi fisiologi saraf dan penyakit-penyakit pada meuromuscular junction. Oleh karena itu tinjauan pustaka dan metode penelitian lebih diutamakan pada persambungan saraf otot ( neuromuscular junction ).

Model yang digunakan dalam penelitian ini menyerupai patofisiologi penyakit Myasthenia Gravis (MG). MG adalah penyakit autoimun saraf perifer yang ditandai dengan kelemahan dan kelelahan otot rangka. Pada  MG, terdapat antibody terhadap reseptor postinaps astilkolin pada neuromuscular junction. Saat ini MG diobati dengan antikolinesterase dan imunosupresan. Namun, obat-obatan tersebut relative mahal serta memiliki banyak efek samping. Obat antiasetilkolinesterase ( misalnya : Piridostigmin, Neostigmin ) memiliki banyak efek samping, seperti bradikardia, mual, muntah, berkeringat, kolik dan diare. Oleh karena itu, dibutuhkan obat baru yang memiliki efektivitas tinggi namun aman digunakan dalam jangka panjang.

Pada uji pendahuluan ekstrak air akar Acalypha Indica secara eks vivo pada saraf m.gastroknemius katak yang dilumpuhkan menunjukan bahwa ekstrak tersebut pada dosis 25mg berefek sebagai neuroterapi.

Minggu, 06 Januari 2013

Darah, Penyakit autoimun dan manfaat bekam


Prof. Dr. Ahmad Samir, PhD di bidang patologi klinik dan hematologi dan ahli fitofarmaka:
Darah merupakan satu sistem yang luas dengan berbagai macam fungsi. Darah merupakan penopang kehidupan. Darah pula yang menjadi penghubung dengan seluruh organ tubuh sekaligus yang menyuplai makanan, memproduksi antibodi dan memberi perlawanan terhadap penyakit.
 Darah sangat penting, tapi terkadang organ ini menjadi lemah dan kurang aktif, dan terkadang bisa juga melawan berbagai macam penyakit. Darah terdiri dari sel darah putih yang berfungsi menjadi alat pertahanan tubuh dalam melawan penyakit. Jumlahnya berkisar antara 4 s.d. 7 juta/ml3. Padanya juga terdapat sel darah merah yang jumlahnya berkisar 5 juta/ml3. Sel inilah yang memindahkan oksigen guna memproduksi energi ke seluruh sel-sel dan jaringan tubuh serta membawa CO2 keluar.

Sel darah merah diproduksi (bersumber) dari tulang (sumsum) dan pindah ke darah serta tetap berada di sana menjalankan fungsinya selama 120 hari, yang dimulai dengan fungsi maksimal. Pada saat masa aktifnya habis, sel ini menjadi melemah, berbagai kelebihannya pun hilang, baik keluwesan, sifat aktif, kelenturan, serta kemampuannya untuk bekerja. Bahkan bentuknya pun berubah, sehingga antara satu sel dengan lainnya saling melekat, yang biasanya akan dialirkan oleh aliran darah ke hati dan limpa. Atau bisa juga mencari tempat-tempat berdiam di dalam peredaran darah agar bisa menetap. Atau bisa juga sel akan mendapatkan tempat yang tidak mengalir, seperti kahil (punggung), karena kahil merupakan tempat yang luas dalam jaringan pembuluh darah. Mulailah hambatan-hambatan dan berkurangnya sel pada darah, sehingga menyebabkan penumpukan-penumpukan yang menyumbat. Maka terjadilah penyumbatan pada aliran darah. Penelitian ini telah diteliti oleh tim kedokteran dari Jepang. Mereka mengatakan bahwa penyumbatan pada darah merupakan sebab terjadinya berbagai penyakit.

Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit menurut faham umum, sebenarnya ia berfungsi untuk membuang darah yang telah rusak atau teroksidasi karena tingginya oksidan dalam tubuh.
Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa di antara penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistem imun, infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll).

Pada penelitian mikroskopis di laboratorium terhadap darah bekam menggunakan mikroskop yang canggih,ditemukan adanya bentuk sel darah merah yang abnormal/ telah rusak dan tidak berbentuk sebagaimana darah yang seharusnya ketika normal, diantaranya adalah Spherocytes, yaitu merupakan bentuk sel darah merah yang berbentuk bundar seperti bola atau kelereng, dimana seharusnya sel darah merah berbentuk bi-konkav atau double concave seperti bentuk lensa cekung ganda, biasanya ditemukan pada penderita penyakit auto immune ataupun kerusakan protein darah.
Bekam memiliki kemampuan yang disebut dengan imunological recognition atau pengenalan imunologi. Secara ringkas, bekam menyebabkan fungsi sel darah yang bermasalah  bisa kembali seimbang dan normal, sehingga system kekebalan tubuh mampu mengenali kawan dan lawan.