Penelitian akar kucing ( acalypha indica )
Beberapa minggu ini entah kenapa sedang tertarik untuk lebih mengenal tentang tanaman akar kucing. Mulai mencari tanamannya, mengkonsumsi air rebusan akar dan merasakan teh dari bagian daun sampai mengumpulkan naskah penelitian tentang manfaat tanaman tersebut. Berikut petikan dari naskah penelitian akar kucing.
Ekstrak air akar kucing telah diketahui mempunyai
banyak manfaat bagi kesehatan. Akar kucing memiliki efek sebagai anti radang, diuretic,
antibiotic, laksatif dan hemostatis, penurunan glukosa darah dan asam urat. Sampai
saat ini belum ada uji mengenai efek ekstrak air akar kucing, baik in vitro,
eks vivo maupun in vivo sebagai neuroterapi. Saat ini rebusan akar tanaman
tersebut pada dosis 2,7g/200g, 5,4g/200g dan 10,8g/200g telah diuji untuk
menurunkan kadar asam urat darah dengan hasil bermakna dibandingkan obat
standar alopurinol 36mg/200g, dan tidak toksik pada uji toksisitas akut.
Pada penelitian ini digunakan model neuromuscular
junction yang sering digunakan untuk studi fisiologi saraf dan
penyakit-penyakit pada meuromuscular junction. Oleh karena itu tinjauan pustaka
dan metode penelitian lebih diutamakan pada persambungan saraf otot (
neuromuscular junction ).
Model yang digunakan dalam penelitian ini menyerupai
patofisiologi penyakit Myasthenia Gravis (MG). MG adalah penyakit autoimun
saraf perifer yang ditandai dengan kelemahan dan kelelahan otot rangka. Pada MG, terdapat antibody terhadap reseptor
postinaps astilkolin pada neuromuscular junction. Saat ini MG diobati dengan
antikolinesterase dan imunosupresan. Namun, obat-obatan tersebut relative mahal
serta memiliki banyak efek samping. Obat antiasetilkolinesterase ( misalnya :
Piridostigmin, Neostigmin ) memiliki banyak efek samping, seperti bradikardia,
mual, muntah, berkeringat, kolik dan diare. Oleh karena itu, dibutuhkan obat
baru yang memiliki efektivitas tinggi namun aman digunakan dalam jangka
panjang.
Pada uji pendahuluan ekstrak air akar Acalypha
Indica secara eks vivo pada saraf m.gastroknemius katak yang dilumpuhkan menunjukan
bahwa ekstrak tersebut pada dosis 25mg berefek sebagai neuroterapi.